Istiqâmah Di Atas Al-Qur’an Dan Sunnah Jalan Keselamatan

Nasehat, Istiqâmah di atas sunnah adalah permintaan setiap orang yang benar-benar beriman yang berharap bisa mendapatkan ridha Allâh Azza wa Jalla dan kebahagiaan akhirat serta takut terhadap murka Allâh Azza wa Jalla. Konsisten di atas ketaatan hingga tutup usia adalah kenikmatan tiada untuk orang yang beriman. Dalam sebuah hadits yang mengundang lelaki yang bertanya pada baginda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah manusia terbaik itu?” Tanya Shallallahu’ alaihi wa sallam menjawab:

مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

orang yang panjang umurnya dan amal tindakannya bagus

bertanya lagi, “Siapakah manusia yan terjelek itu?” Dia Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

orang yang panjang usianya belum amal perbuatannya buruk

Oleh karena itu istiqâmah di atas petunjuk, senantiasa masuk dalam ketaatan serta terus menjauhi larangan merupajan sifat kaum Mukminin sejati. Itu merupakan jalan satu-satunya untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون )30( نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة  ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabi kami adalah Allâh” Kemudian mereka meneguhkan mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah perlu percaya; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allâh kepadamu ”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; diijinkan kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan diperoleh (pula) di minta apa yang kamu minta [Fusshilat / 41: 30-31]

Allâh Azza wa Jalla telah mengirimkan kepada Nabi-Nya juga para hamba-Nya agar istiqâmah menjalankan perintah-perintah-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman.

كما أمرت ومن فاستقم تاب معك ولا تطغوا  إنه بما تعملون بصير

“ Maka tetaplah kamu di jalan yang benar, minta diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat bersama kamu dan janganlah kamu melewati batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. ”[Hud / 11: 112]

Orang yang sering menjalankan perintah dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada Jaminan akan dia terima dalam kondisi seperti itu, karena hati manusia sangat mudah berubah-rubah. Oleh karena itu, Rasullull Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminjam umatnya untuk bergaul dengan orang-orang yang buruk karena dikhawatirkan akan berhasil.

Terkadang ada orang yang zhahirnya taat dan istiqâmah, tapi kemudian dia menyimpang dengan berbagai sebab. Na’udzu billah . Atau sebaliknya, dia kafir atau ahli bid’ah, kemudian berubah menjadi Mukmin yang taat.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بادروا بالأعمال فتنا كقطع الليل المظلم يصبح الرجل فيها مؤمنا ويمسي كافرا ويصبح كافرا ويمسي مؤمنا يبيع دينه بعرض من الدنيا

Bergegaslah untuk melakukan amal-amal shaleh sebelum fitnah-fitnah (berdatangan) seperti malam yang gelap gulita. Ada orang yang pada pagi hari dia menjadi Mukmin kemudian pada sore harinya dia menjadi kafir dan ada juga orang yang pada pagi hari dia kafir kemudian pada sore hari dia menjadi Mukmin, dia menjual agamanya dengan pernak-pernik dunia [HR. Muslim]

Karena fitnah yang begitu dahsyat, maka orang akan sangat cepat berubah, sebagaimana disetujui dalam hadits di atas .

Dari sini, kita juga mempelajari istiqâmah di atas al-haq, al-Qur’an dan Sunnah yang sangat penting bagi seseorang yang membutuhkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Akhirnya, hanya untuk Allâh Azza wa Jalla kita memohon agar kita diberikan keistiqâmahan di al-haq yang berdasarkan al-Qur’an, Sunnah dan ijma ‘Ulama.

Sumber: Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11 / Tahun XXI / 1439H / 2018M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.