Hijrah Perubahan Yang Lebih Baik

Begitu sering kita mendengarkan kata hijrah yang saat ini populer di semua kalangan. Begitu banyak artis yang mulai berhijrah, telinga kita juga tidak lepas dari pemberitaan orang-orang yang masuk Islam. Hijrah secara bahasa adalah berpindah dari sesuatu ke sesuatu yang lain atau meninggalkan sesuatu menuju sesuatu yang lain. Jadi hijrah itu identik dengan perubahan.

Hijrah memiliki makna yang sangat besar, tetapi bagaimana refleksi hijrah untuk saat ini? Apakah kita cukup memeluk Islam saja,atau cukup dengan kita beragama Islam? Tidak.

Kita memang sudah memeluk Islam, tetapi apakah sebagai seorang muslim, kita sudah menerapkan semua aturan Islam?

Jangankan melaksanakan, masih sangat banyak kaum muslim yang belum mengetahui bagaimana aturan yang sebenarnya dalam Islam. Masih sangat banyak kaum muslim yang jauh dari agamanya.

Maka sangat benar sabda Rasulullah berabad-abad silam, umat Islam akhir zaman akan seperti buih di lautan, meski banyak namun tak berarti,Karena mereka telah sangat jauh dari aturan agamanya, mereka mengaku beragama Islam tetapi anti terhadap syariah Islam, umat Islam saat ini lebih memilih berada di zona nyaman ketimbang melakukan pembelaan terhadap hak-hak umat.

Sedangkan mata menyaksikan penderitaan umat, telinga mendengarkan jeritan rakyat yang tertindas oleh kebijakan buatan manusia.

Kehidupan diatur dengan aturan dan sistem buatan manusia yang dibuat oleh sekumpulan orang dengan mengatasnamakan rakyat. Itulah sistem akidah sekuler yang saat ini diterapkan. Begitu banyak kerusakan yang disebabkan oleh sistem yang diterapkan saat ini, telah terlihat dari segala aspek.

Jadi perubahan atau “hijrah” bukan hanya dilakukan pada tataran individu, tetapi pada tataran masyarakat, yaitu perubahan menuju ketaatan kepada Allah SWT secara total, itulah perubahan yang hakiki.

Momentum bulan Muharram merupakan awal bulan kalender hijriyah. Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan muharram, dimana baiat terjadi di pertengahan bulan Dzulhijjah. Dari peristiwa baiat itulah awal mula hijrah.

Dari semua itu, hijrah dapat dimaknai sebagai momentum perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari segala bentuk kejahiliahan menuju Islam dan dari masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam.

Jadi sangat jelas, dari hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bukan hanya sekadar berpindah dari Makkah ke Madinah, tetapi perubahan dari segala aspek kehidupan, bukan perubahan secara sebagian tetapi secara total.

sumber: retizen
editor: redaksi

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.