Alutsista TNI AU Semakin Garang di Udara

TNI Aangkatan Udara (AU) akan makin garang? Menurut catatan yang ada, dari jet tempur tipe F-16 saja, Indonesia saat ini memiliki sedikitnya 33 unit legenda berjuluk Fighting Falcon tersebut.

Artinya, dari segi jumlah sudah melebihi satu skuadron. Selain F-16 Viper yang direncanakan sebanyak dua skuadron, Indonesia juga membidik jago dog fight lainnya dari Timur, yaitu Sukhoi Su-35 yang disebut-sebut sebanyak 11 unit.

Mesin perang matra udara ini diproyeksikan mengisi kekuatan TNI AU pada 2020—2024.

Mengacu pada survei Global FirePower 2019, kekuatan jet tempur Indonesia tercatat sebanyak 41 unit dan 65 unit pesawat serang.

Survei yang sama juga menyebutkan bahwa kekuatan militer Indonesia menduduki peringkat 16 dunia dari 137 negara yang diteliti dan di posisi 9 untuk kawasan Asia.

Modernisasi dan sekaligus penguatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di sektor udara ini memang sangat strategis dalam rangka memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) matra udara yang saat ini baru mencapai sekitar 44%.

TNI AU memasang target pada 2024 MEF sudah dapat melesat di angka maksimal (100%).

Penguatan MEF tersebut juga sejalan dengan Kebijakan Pertahanan Tahun 2019 seperti yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Februari lalu.

Utamanya adalah menindaklanjuti pembangunan Postur Pertahanan Militer. Pelaksanaan kebijakan ini diarahkan untuk pembangunan Kekuatan Pokok Minimun TNI yang berpedoman pada konsep pengembangan postur ideal TNI.

Pembangunan MEF TNI telah direncanakan dalam jangka panjang dengan mengacu pada aspek modernisasi alutsista, pemeliharaan dan perawatan, pengembangan organisasi maupun pemenuhan sarana prasarana.

Selain itu, didukung pula dengan kemampuan industri pertahanan nasional dan profesionalisme, serta peningkatan kesejahteraan prajurit.

Bila dicermati, pengadaan dan modernisasi Alutsista TNI dewasa ini bisa dikatakan sudah berada di jalan yang benar (on the right track). Dilakukan secara terencana dan terukur.

Coba saja tengok dari aspek MEF. Sejak dicanangkan pada 2007, MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga 2024.

MEF tidak hanya meliputi modernisasi bidang teknologi, tetapi juga industri pertahanan, yang kini percepatannya dapat didorong oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan. (***)

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.