Lebaran, Jadi Daya Ungkit Ekonomi

Inspirasinews.com – Roda ekonomi Indonesia kembali berputar cepat di tahun 2022. Momentum Ramadan dan Idul Fitri 1443H, menjadi pemicu penting. Saat acara mudik, kelas menengah yang selama ini menahan uangnya di bank, tidak sungkan untuk membelanjakan uangnya. Ditambah adanya uang tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja swasta yang wajib dibayar penuh, menjadikan kontribusi Lebaran terhadap konsumsi rumah tangga cukup tinggi.

Perputaran roda ekonomi itu tidak hanya bergerak di kota-kota besar, tapi juga di daerah pinggiran, sehingga ekonomi kembali berputar lebih cepat setelah dua tahun sempat melambat akibat pandemi. Sekitar Rp 42 triliun, demikian prediksi sejumlah pihak, uang beredar selama musim mudik. Angka tersebut diperoleh dari uang belanja pemudik yang diperkirakan sebanyak 28 juta keluarga (85 juta orang), dan masing-masing keluarga mengeluarkan dana Rp 1,5 juta.

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Maret 2022 mencapai Rp7.810,9 triliun atau tumbuh 13,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2022 yang tercatat sebesar 12,8 persen yoy. “Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit [M1] sebesar 18,7 persen yoy dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 6,9 persen yoy,” kata Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).

Dana yang beredar selama Lebaran, tercatat menjadi penggerak ekonomi di berbagai sector. Antara lain di sektor industri transportasi seperti bus, travel, rental, kereta api, kapal laut, dan pesawat udara. Omzet industry ini dipastikan meningkat secara signifikan.

Perjalanan mudik baik dengan memakai kenderaan pribadi, motor dan angkutan umum, juga berdampak pada sektor usaha restoran, warung makan, oleh-oleh khas daerah, kebutuhan BBM, tiket tol dan tiket penyeberangan.

Sementara itu, sektor usaha di daerah tujuan mudik akan berdampak pada tujuan destinasi wisata, fashion atau baju muslim, UMKM setempat, kuliner, oleh-oleh khas daerah atau souvenir, hotel, hingga kafe.

Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Pergerakan ekonomi itu pun membuat optimis banyak kalangan. Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) juga meningkatkan Outlook Indonesia menjadi Stabil dari sebelumnya Negatif dan mempertahankan peringkat Republik Indonesia pada BBB (Investment Gradepada 27 April 2022.

Sementara itu,Asian Development Bank (ADB) pun memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,0 persen di tahun ini. Angka ini lebih baik dari pertumbuhan di tahun 2021 sebesar 3,69 persen. “Setelah merosot di kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi daripada masa pra-pandemi 2019. Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Selain momen Lebaran, dalam perhitungan ADB, pemulihan ekonomi Indonesia ditunjang sejumlah factor. Antara lain, meningkatnya kegiatan manufaktur karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit. Selain itu, gelombang ketiga COVID-19 yang baru dilalui juga berdampak minimal terhadap pertumbuhan.

Satu catatan yang bisa mengganjal tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah masalah geopolitik Rusia-Ukraina. Jika perang tersebut berjalan lama, pemerintah harus memitigasi dampaknya. “Namun, apabila invasi Rusia di Ukraina terjadi berlarut-larut, hal ini dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan keseimbangan fiskal,” tuturnya.

Inflasi, yang mencapai rata-rata 1,6 persen tahun lalu, diperkirakan akan naik menjadi 3,6 persen pada 2022. Kondisi ini didorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi. Namun tetap masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Inflasi diperkirakan akan turun ke 3,0 persen pada 2023 seiring meredanya kenaikan harga komoditas. Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi turunnya volume ekspor. Sehingga menjaga transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.

Rekomendasi ADB

ADB merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan. Dalam jangka menengah, ADB merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan. Hal ini akan membantu Indonesia mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan PDB per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

Terkait ini, pelaku usaha akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan transfer teknologi, mendorong penelitian dan pengembangan untuk inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi. Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini antara lain adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi. (*)

 

Foto: Dok. Bank Indonesia

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.