Muslim Ideal, Menjadi Seorang Muslim Yang Kaffah

Allah, SWT memerintahkan manusia didalam Alquran untuk menjadi Muslim Kaffah, didalam Alquran surat.Al-Baqarah 208 ” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Seorang Muslim Kaffah memiliki ciri seperti Pohon yang baik hal ini sebagaimana firman Allah didalam QS.Ibrahim 24-25 ” Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Seorang Muslim yang Kaffah memiliki iman yang kuat, syariatnya lurus dan berakhlak mulia.

Iman yang kuat
Iman yang kuat seperti akar yang dalam, akan melahirkan sikap dapat menentukan pilihan secara tepat dan benar, dapat membedakan salah dan benar, memilih yang baik, mengikuti yang halal dan memperjuangkan Islam.

Syariatnya Lurus
Ajaran islam bersumber pada sunatullah ketetapan Allah yang telah ditetapkan-Nya sejak awal penciptaan. Sunnatullah adalah fitrah penciptaan semesta alam ini. Ia adalah hukum alam. Hukum kehidupan. Hukum keseimbangan yang menjadi pemasti terpelihara dan terjaganya alam semesta dalam keseimbangannya. Ia adalah hukum yang tidak bisa ditolak dan dilawan. Menolaknya sama saja dengan menghancurkan diri sendiri. Manusia harus mematuhinya dan mau tidak mau harus berjalan selaras dengannya jika menginginkan keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Dan ketetapan Allah atas penciptaan-Nya ini meliputi keseluruhan aspek yang ada dalam perikehidupan kita. Inilah kenapa kita menyebut Allah sebagai Tuhan semesta alam dan menyebut Allah berkuasa atas segala sesuatu. Karena sebab itulah menjadi
tidak ada satu ruangpun dalam kehidupan ini yang tidak berlaku hukum atau ketetapan Allah padanya.
Ajaran Islam merupakan interpretasi dari sunnatullah tersebut. Ia merupakan hikmah dan nilai-nilai universal yang menjadi jiwa atau ruh atas kehidupan ini. Agama Islam itu sendiri sesungguhnya lahir dalam keinsafan bahwa manusia tidak bisa memilih jalannya sendiri. Manusia harus berjalan selaras dengan ketatapan yang sudah  Allah tetapkan atas kehidupan ini. Karena hanya di dalam keselarasan itulah manusia akan memperoleh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan. Sebaliknya, jika manusia membangkang dari apa-apa yang telah menjadi ketetapan Allah itu, manusia mau tidak mau harus menanggung kerugian dan kerusakan yang pasti akan timbul karenanya.

Akhlaknya Mulia
Didalam Islam Permasalahan utama bukan hanya tauhid dan aqidah saja, akan tetapi ternyata akhlak mulia sangat penting, Syaikh Al-Albani rahimahullah sudah menyadari hal ini sebelumnya. Beliau berkata, “Saya dahulunya Mengira bahwa problem utama dunia Islam saat ini hanyalah Semata-mata jauhnya mereka dari pemahaman yang benar terhadap hakikat “La ilaha illallah”. Namun setelah beberapa waktu, tampaklah pada diriku bahwa ada “masalah lain” (yang tidak kalah penting) sebagai tambahan atas masalah pokok yang pertama tadi, yaitu problem jauhnya mereka dari tauhid. Masalah lain tersebut adalah: banyaknya orang yang tidak berakhlak dengan akhlak Islam yang benar, kecuali sedikit saja”.
Akhlak yang mulia, ini adalah cerminan keimanan seseorang. Bukan hanya ilmunya, karena seseorang diberi ganjaran karena amal bukan karena ilmu. Bisa jadi seorang ilmunya “terlihat tinggi” tetapi akhlaknya jelek, maka akhlaknya itulah cerminan imannya.

redaktur: Zetriansyah

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.