Ini 4 Syarat Pemimpin Yang Mesti dipilih Menurut Al-Quran

Ada sebagian yang mengatakan bahwa memilih pemimpin, misalnya bupati, gubernur atau presiden, hanya merupakan urusan dunia, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan agama.

Hal tersebut tidaklah benar, memilih pemimpin merupakan bagian dari urusan agama yang sangat penting. Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang memisahkan antara  dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin.

Alquran Surah Al Maidah ayat 55. “Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan ada empat syarat seseorang layak dipilih sebagai pemimpin. Persyaratan ini berlaku dalam memilih seorang pemimpin di level apa pun

Pertama, beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. “Yakni seorang Muslim yang memiliki dua sifat, seperti disebutkan dalam Alquran Surah Yusuf ayat 55, “hafizhun ‘alim”

“Hafizhun”,  artinya seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang  yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan akhlaknya mulia, sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang amanah, akan berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas. Sebaliknya pemimpin yang khianat sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya. Rasulullah SAW mengingatkan, sifat amanah akan menarik keberkahan, sedangkan sifat khianat akan mendorong kefakiran.

Adapun “’Alim”  artinya adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka hidup lebih sejahtera.

Syarat kedua untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer akhlak manusia. “Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan tanggung jawab. Kesadaran keimanan/tauhid/transendental dibangun melalui shalat”.

Syarat ketiga untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, gemar menunaikan zakat dan sedekah. “Zakat itu bukan membersihkan harta yang  kotor, melainkan membersihkan harta kita (harta yang bersih) dari hak orang lain,”.

Seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi.”Sebab  dia yakin Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram. Kalau sudah yakin seperti itu, untuk apa melakukan korupsi yang sangat dibenci Allah? ” .

Adapun syarat pemimpin yang keempat menurut Alquran, adalah suka berjamaah. “Artinya suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyatnya dengan sebaik-baiknya, dan mencarikan jalan keluar atas persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya,”.

Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat ini, ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah. Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah, hal ini untuk mengetahui kondisi jamaah, termasuk memperhatikan apakah jumlah jamaah tersebut lengkap atau tidak. Kalau ada yang tidak hadir shalat berjamaah, ditanya apa penyebabnya. Kalau ternyata orang tersebut sakit, Rasulullah bersama para sahabatnya lalu menjenguk orang yang sakit tersebut.

Semangat berjamaah atau memperhatikan masyarakatnya inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Semangat berjamaah  inilah dan tiga syarat lainnya yang diuraikan di atas, yang harus dijadikan kriteria bagi masyarakat dalam memilih seorang pemimpin. (***)

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.