Bengkulu, Intersisinews.com : Terkait masih tingginya angka kemiskinan yang terjadi di Provinsi Bengkulu, salah satunya disebabkan masih rendahnya komplentaritas antar program dalam menyasar kelompok yang berhak, serta belum adanya koordinasi yang efektif antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun stakeholder dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan. Sehingga data penduduk miskin yang ada, masih belum sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.
“Validasi data penduduk fakir miskin yang dijadikan sasaran program pengentasan kemiskinan selama ini, masih tidak sesuai dengan kondisi riil. Sehingga berdampak pada efektifitas pelaksanaan program,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, di Bengkulu.
Dijelaskan, untuk mengatasai hal itu, pemerintah telah berupaya mulai dari implentasi satu data fakir miskin sebagai data tunggal fakir miskin di Provinsi Bengkulu.
Selain pemanfaatan data terpadu tersebut, saat ini juga sedang dirancang program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui e – Warung, yang telah dilaksanakan pemerintah pusat bertujuan meningkatkan efektifitas dan ketepatan sasaran bantuan sosial.
“Diharapkan dengan kebijakan-kebijakan tersebut, setiap stakeholder dapat memanfaatkan data terpadu program penanganan fakir miskin sebagai sasaran penerima manfaat program pengentasan kemiskinan,” ujarnya, Kamis, (6/12/2018).
Lebih jauh dikatakan, penanggulangan kemiskinan juga membutuhkan upaya keras dan strategi jitu yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan stakeholder yang ada.
Apalagi masalah kemiskinan harus diatasi melalui dari akar permasalahannya.
Mengingat hingga saat ini angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu masih berada diatas angka kemiskinan nasional yang sebesar 9,82 persen.
“Dengan kondisi seperti ini, Provinsi Bengkulu menempatkan posisi sebagai provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi kedua di Pulau Sumatera, dan posisi ke tujuh tertinggi se- Indonesia,” sebutnya.
Disisi lain ditambahkan, Provinsi Bengkulu juga telah meraih predikat provinsi dengan akselerasi penurunan kemiskinan tercepat di Pulau Sumatera.
Dimana secara year to year (dari tahun ke tahun ), angka kemiskinan mampu diturunkan sebesar 1, 02 persen dari 16, 45 persen pada bulan Maret 2017 lalu.
“Harapan kita bisa terus turun setiap tahunnya, meski baru bisa secara bertahap,” tukasnya.(red-3)