Perekonomian Bengkulu Melesat Jika Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai dilengkapi Terminal Curah Cair

Bengkulu-intersisinews.com, Pembangunan terminal curah cair di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu diharpakan dapat segera terwujud. Dengan adanya terminal curah cair mempermudah pengiriman sawit tujuan domestik dan ekspor. hal ini disampaikan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Bengkulu, John Irwansyah Siregar “Selama ini pengiriman minyak sawit harus melalui provinsi tetangga seperti Padang dan Lampung. Bahkan untuk ekspor juga kesulitan,” ujarnya, Kamis (18/10/2018).

John Irwansyah menuturkan, GAPKI sangat mendukung pembenahan infrastruktur di Pelabuhan Pulau Baai supaya perekonomian daerah tumbuh. “Kami ingin pembenahan sehingga ekspor langsung dari Bengkulu. Tidak hanya sawit, ekspor kopi asal Bengkulu harus melalui pelabuhan Panjang di Lampung. Makanya, kami sangat mendukung terminal curah cair ini,” ujar John.

GAPKI Bengkulu mendukung terminal curah cair melalui serangkaian kerja sama. Antara lain pada 18 November 2016, penandatanganan MoU dengan Pelindo II Pulau Baai mengenai Rencana Kerjasama Pembangunan & Pengoperasian Terminal Curah Cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Selanjutnya, pada 21 Desember 2017, Ground Breaking Pembangunan Tangki Timbun untuk CPO di Pelabuhan Pulau Baai–Bengkulu.

Keberadaan pembangunan terminal curah cair juga akan menambah pendapatan daerah Bengkulu dan penyerapan tenaga kerja. Selain akan dibangun terminal curah cair akan dibangun juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Karantina Hewan dan Terminal Curah Kering yang terintegrasi.

“Untuk industri sawit, terminal curah cair akan mempercepat proses pengapalan. Alhasil, sangat menguntungkan buat pelaku bisnis sawit karena CPO dapat terkirim secepatnya, begitupula dengan perputaran bisnisnya akan cepat,” tambah John.

Dalam kesempatan terpisah, Pelindo II menjelaskan pembangunan Terminal Curah Cair bertujuan untuk mendukung perkembangan industri Curah Cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Terminal Curah Cair ini akan dibangun di atas lahan HPL milik Pelindo II seluas 17 hektar. Lahan seluas itu menampung 19 tangki penampung bahan curah cair seperti minyam sawit (CPO) berkapasita 3.000 ton per tangki. Serta diproyeksikan mampu melayani 2 juta ton per tahun.

Pelindo II menggandeng GAPKI sebagai mitra. Terminal curah cair ini nantinya akan menggunakan teknologi modern. Selama ini Pelindo II sudah melayani penanganan dan pelayanan cargo curah cair jenis CPO. Namun masih dilakukan secara konvensional dengan metode truck lossing.

untuk diketahui, produksi CPO provinsi Bengkulu tahun 2017 mencapai 984.340 ton. Dengan areal perkebunan sawit seluas 379.084 hektare terdiri dari perkebunan swasta 126.332 hektare dan perkebunan negara 3.635 hektare. Hampir 66 persen perkebunan sawit di Bengkulu dikelola petani rakyat seluas 248.817 hektare.

Editor: Redaksi

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.