Surat Umar bin Khattab kepada Seorang Peminum Khamr

Suatu hari Umar bin Khattab mendengar kabar tentang seorang lelaki pemberani dari Syam yang selalu meminum khamr. Sang Amirul Mukminin itu kemudian memanggil dan memerintahkan sekretarisnya untuk membuatkan sebuah surat.

“Tulislah,” perintah Umar, “dari Umar bin Al Khattab kepada Fulan bin Fulan, salam sejahtera senantiasa dilimpahkan kepadamu.”

Demikian Umar mulai mendiktekan isi surat tersebut.

“Di hadapanmu aku memuji Allah yang tiada tuhan selain Dia. Bismillahirahmanirrahim. Ha Mim. Diturunkan Kitab ini (Alquran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.Yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah (Semua makhluk) kembali.” (QS Al Mu’min: 1-3)”

Itulah isi surat yang disampaikan Umar kepada lelaki peminum khamr itu.

Setelah selesai ditulis, Umar berkata kepada utusannya, “Jangan engkau berikan surat itu hingga dia tenang.” (Kemudian dia menyuruh sahabat untuk berdoa supaya orang itu mau menerima nasihat).

Ketika surat itu telah sampai ke tangan si penerima. Si Fulan yang dikabarkan sebagai peminum khamr itu berkata, “Tuhanku telah berjanji akan mengampuni dan mengingatkanku akan azab (yang pedih).”

Setelah itu, dia terus mengulag-ulang perkataan tersebut sambil terus menangis. Hingga akhirnya dia berhenti minum khamr dan bertobathingga menjadi baik keislamannya.

Berita pertobatan si Fulan pun sampai ke telinga Umar. Dia kemudian berkata, “Demikianlah jika kalian melihat saudara kalian terjerumus dalam kehinaan (kemaksiatan), luruskanlah dia (ingatkan dia dengan kitab Allah). Dan, berdoalah untuknya supaya dia bertobat dan Allah mengampuni dosannya. Jangan lah kalian menjadi penolong bagi setan dalam kesesatannya.” (Tafsir AlQurthubi bab 15, h. 256).

 

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.