Bengkulu – Hasil survey yang di publish secara luas ke publik, secara tidak langsung bisa mempengaruhi persepsi opini pemilih terhadap kandidat balon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Hanya saja, tidak dipungkiri memang hasil survey itu, ada yang menguntungkan dan merugikan kandidat balon Kepala Daerah (Kada) dan Wakil Kepala Daerah (Wakada) tertentu.
“Sebuah penelitian ilmiah, seperti survey elektabilitas dan popularitas kandidat balon Kada dan Wakada, apabila didasari sebuah kejujuran, objektifitasnya bisa menjadi pegangan bagi kandidat. Sebaliknya, jika di duga di rekayasa, patut untuk dipertanyakan,” ungkap Pengamat Politik dari Universitas Bengkulu (UNIB), Drs. Azhar Marwan, ketika dihubungi pada Sabtu, (1/8/2020).
Selain itu Azhar mengatakan, dalam membantah sebuah hasil survey tersebut, sebaiknya juga dengan hasil survey. Sedangkan soal dilakukan oleh lembaga mana, Azhar mempersilahkan saja, asalkan metodenya sama. Mengingat dari survey tersebut, akan diketahui hasil-nya sama atau berbeda, akan dapat dibuktikan nantinya.
“Hasil survey yang menguntungkan, atau pun merugikan seorang kandidat tertentu, agar dapat dijadikan sebuah bahan evaluasi dan masukan untuk bekerja lebih keras lagi dalam menyakinkan masyarakat. Mengingat istilah dalam politik itu, tidak boleh terlalu optimis dan pesimis,” terangnya.
Kendati demikian ditambahkan, dalam politik itu, sebetulnya juga sulit di tebak, karena bisa berubah dalam hitungan detik.
Bahkan apa yang terjadi pada hari ini, juga belum tentu pada waktu pencoblosan nanti. Oleh karena itu, disarankan bagi para kandidat balon Kada maupun Wakada, untuk terus membangun dukungan dan simpati seluas-luasnya, serta jangan sekali-kali antipati.
“Untuk para kandidat bersama tim-nya, bangun terus jaringan di masyarakat, karena dalam politik itu, harus membangun optimisme dan jangan pula terlalu pesimisme,” tutup Azhar.